11/September/2024
Catatan ini ada karena melihat dan membaca informasi dalam buku At a Glance Patofisiologi oleh Muralitharan Nair dan Ian Peate. Tetapi alasan saya menulis catatan ini karena saya membaca salah satu novel kesukaan saya. Novel atau manhwa yang saya baca yang menjelaskan secara singkat tentang penyakit hipertiroidisme ini, cerita itu berjudul Doctor Player. Saya pernah membahas cerita ini sebelumnya di halaman yang lain.
- Pendahuluan
Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan bawah leher, yaitu anterior dari trakea. Tiroid ini memiliki dua lobus yang dihubungkan oleh timus. Ketika tiroid berukuran normal, tiroid tidak dapat teraba. Kelenjar ini berwarna merah kecoklatan dan vaskularisasi dengan baik.
Kelenjar tiroid dan hormonnya memiliki peran untuk mengontrol laju metabolik jaringan. Kelenjar tiroid ini distimulasi dan dikontrol oleh hormon yang stimulasi tiroid yaitu TSH (thyroid stimulating hormone) dari hipofisis anterior. TSH dilepaskan oleh hormon yang melepaskan tirotropin (thyrotropin releasing hormone, TRH) yang terletak di hipotalamus. Sehingga untuk sebagai respon terhadap TSH, kelenjar tiroid menghasilkan tiroksin (T4) dan triioditironin (T3). T4 tidak aktif dan untuk aktivasi perlu dikonversi menjadi T3, hal ini terjadi secara perifer misalnya di hati dan ginjal. Sebagian besar T3 dan T4 dalam sirkulasi berkaitan dengan protein yaitu sebagian besar tiroglobulin; hanya hormon tiroid bebas yang aktif. Untuk hormon tiroid bebas yang berada dalam sirkulasi melakukan aksi negatif terhadap hipotalamus dan kelenjar hipofisis untuk mengurangi pelepasan TRH dan TSH. Hormon tiroid ini bekerja di seluruh tubuh sehingga mempengaruhi metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, serta suhu tubuh.
- Hipertiroidisme
Hipertiroidisme merupakan kelainan yang meliputi sintesis dan sekresi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid, hal ini menyebabkan kondisi hipermetabolik tirotoksikosis. Bentuk dari hipertiroidisme meliputi goiter toksik difus atau penyakit graves, goiter multinodul toksik, dan adenoma toksik. Terdapat hipertironisme primer yang terjadi ketika patologi terdapat dalam kelenjar tiroid. Lalu ada juga hipertiroidisme sekunder yang terjadi ketika kelenjar tiroid distimulasi oleh TSH yang berlebihan dalam sirkulasi.
- Patofisiologi
Fakta risiko dari hipertiroidisme ini meliputi riwayat keluarga, asupan iodin yang tinggi, merokok, trauma terhadap kelenjar tiroid termasuk dengan pembedahan, goiter multinodul toksik, melahirkan dan terapi antiretrovirus yang sangat aktif.
Penyakit graves atau goiter bersifat kinetik. Hal ini berhubungan dengan gen tertentu, locus gen spesifik telah diidentifikasi yang berbeda dalam kelompok etnis yang berbeda. Interaksi antara predisposisi genetik dan faktor pencetus tertentu kemudian dianggap mencetuskan proses penyakit ini.
Peningkatan sirkulasi Ferry pot hormon tiroid yang tidak terikat yaitu tanpa melihat prosesnya dapat menyebabkan tirotoksikosis. Untuk penyakit graves, auto antibodi yang bersikulasi melawan reseptor tirotropin memberikan stimulasi yang terus-menerus terhadap kelenjar tiroid. Antibodi ini menyebabkan pelepasan hormon tiroid dan tiroglobin, antibodi juga menstimulasi pengambilan iodin, sintesis protein, serta pertumbuhan kelenjar tiroid.
- Tanda dan gejala
Pirotoksikosis menyebabkan peningkatan gejala sistem saraf simpatis. Apabila penderita Dalam usia yang lebih muda akan menunjukkan gejala aktivasi simpatis, misalnya cemas, hiperaktivitas dan Tremor. Untuk orang yang lebih tua dapat memiliki lebih banyak gejala yaitu kardiovaskular, sesak nafas, dan fibrilasi atrium. Apabila metabolisme tubuh meningkat, maka pasien akan merasa lebih panas dibandingkan orang di sekitarnya dan dapat mengalami penurunan badan secara perlahan meskipun mereka sudah makan lebih banyak, namun terkadang mengalami kenaikan berat badan akibat peningkatan nafsu makan mereka. Orang yang menderita hipertiroidisme juga biasanya mengalami letih pada malam hari, sehingga mereka dapat mengalami sulit tidur. Selain itu juga pasien dapat memiliki gejala iritasi dan mudah marah. Biasanya gejala hipertiroidisme ini terjadi dengan omset secara bertahap sehingga pasien tidak menyadari gejala hingga gejala menjadi lebih berat. Pada lansia, gejala yang ada pada hipotirodisme dapat tidak ditemukan sehingga pasien hanya mengalami penurunan badan atau menjadi depresi.
- Pemeriksaan Penunjang
Dalam melakukan pemeriksaan, untuk penyakit hiperpiroidisme ini menggunakan pemeriksaan yang dinamakan anamnesis. Anamnesis ini adalah pemeriksaan yang bertujuan mengumpulkan informasi, meliputi informasi tentang tingkatan penyakit (seberapa jauh penyakit) dan durasi gejala, riwayat medis sebelumnya, riwayat keluarga dan sosial, dan pemeriksaan fisik, sehingga informasi itu dapat membantu dokter untuk menentukan diagnosis yang tepat untuk pasien.
Tes fungsi tiroid TSH serum dapat menyingkirkan tirotoksikosis primer; diagnosis dikonfirmasi dengan kadar T4 bebas. USG tiroid dan pemeriksaan pengambilan tiroid (thyroid uptake scan) dapat digunakan untuk menentukan lokasi panas (aktivitas yang berlebihan) dan dingin (tidak ada aktivitas).
- Tata laksana
Beta bloker dapat digunakan untuk mengontrol gejala hipertiroid dengan cepat. Sedangkan untuk kalsium channel blocker dapat digunakan jika pasien tidak toleran terhadap Beta blocker. Ada tiga tatalaksana definitif yang bisa dilakukan yaitu:
- Obat anti tiroid yaitu carbimazol (Methimazole) atau propylthiouracil.
- Radio-iodin yaitu tatalaksana lini pertama yang semakin banyak digunakan pada remaja.
- Pembedahan yaitu tiroidektomi subtotal atau hampir total. Pembedahan dan radioiodin memerlukan pasien tersebut untuk euteroid terlebih dahulu.
~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar